Berhenti Sekolah Bukan Berarti Berhenti Belajar

by - 23.45


Beberapa bulan ini,  pembicaraan untuk menarik anak sulung kami (Syahmi) dari sekolah sudah berlangsung secara intensif.  Keputusan nya pun insyaAllah sudah bulat,   tinggal menyampaikan kepada pihak- pihak terkait seperti Sekolah dan keluarga besar kami.

Keinginan memilih Homeschooling untuk anak - anak sebenernya sudah cukup lama.  Bahkan sebelum Syahmi memasuki usia sekolah.  Saya sudah tertarik dengan alternatif lain dari persekolahan sejak mengikuti kulwapp tentang Homeschooling.  Saya masuk dan belajar di beberapa group komunitas Homeschooling.  Saya pernah bekerja disebuah lembaga bimbingan belajar,  suami juga pernah dan saat ini beliau berprofesi sebagai guru. Ini juga sebenarnya yang mempengaruhi pandangan kami tentang Sekolah,  selain itu  kami adalah produk persekolahan juga. 

Sistem pendidikan saat ini membuat saya banyak berfikir ulang tentang apa itu pendidikan?  Bagaimana proses belajar? Apa tujuan sekolah?  Pertanyaan - pertanyaan tersebut juga hadir ketika saya bekerja di bimbel,  melihat anak-anak pulang sekolah melanjutkan belajar di bimbel sampai sore bahkan malam. Apa tugas Sekolah? Mereka belajar dibimbel  dengan biaya yang tidak sedikit, untuk mencari nilai di Sekolah?  Jadi apa sebenarnya makna pendidikan?  Mencari ilmu atau nilai?

Saya bukan anti persekolahan, makanya ketika menemukan sekolah yang mempunyai value yang sama dengan keluarga kami, akhirnya kami memilih memasukkan anak kami kesekolah tersebut.  Karena saat itu,  saya membutuhkan partner dalam mendidik anak. Mempunyai bayi lagi membuat saya merasa belum siap untuk melaksanakan Homeschooling. Memilih Homeschooling bukan hanya tentang si anak,  tapi juga orangtua nya.  Kesiapan orang tua harus lah yang utama.


  Pilihan kami jatuh ke Sekolah Alam,  sekolah yang mempunyai konsep bagus, pengelola dan guru guru nya juga mempunyai pemahaman yang baik dan selaras dengan pemahaman kami.  Sumber ilmu nya pun sama, kami tenang dan anak kami pun nyaman dan senang bersekolah disana. Kekurangan nya cuma satu, lokasi nya yang jauh dari tempat tinggal kami sempat menjadi kendala. Untuk antar jemput sekolah,  sering kali menjadi hambatan. Sempat berganti - ganti penjemput dengan beberapa alasan. Puncaknya ya saat ini,  cukup susah mencari orang yang dapat dipercaya dan ramah anak.  Akhirnya Syahmi sering dijemput terlambat dari Sekolah karena menunggu Abi nya pulang kerja.  Plan B untuk pindah rumah mendekati Sekolah juga sempat menjadi alternatif,  tapi ternyata belum bisa kami lakukan dalam waktu dekat ini. Pindah Sekolah lain,  saya belum menemukan sekolah yang sesuai dengan value keluarga kami.  Bukan berarti sekolah lain tidak bagus tapi ada beberapa prinsip yang kurang pass untuk kami.

Akhirnya pilihan terbaik menurut kami adalah homeschooling.  Rencana di tingkat SMP untuk anak-anak homescholing, mau tidak mau kami percepat.  Saat ini Syahmi  duduk dikelas dua SD.  Adik - adiknya sudah mulai besar dan teman-teman dari komunitas homescholing  juga banyak yang memberi dukungan. Saya punya ilmu nya dan sepertinya saat ini lah waktu yang tepat untuk mempraktekannya . Sebenarnya kami juga praktisi Home Education jadi seharusnya tidak terlalu kaget dengan pilihan ini.  Apakah beda HomeSchooling dan Home Education?  Pada dasarnya sama, prinsipnya adalah orangtua memegang peranan besar dan lebih dibandingkan yang lain.  Home education wajib dilakukan baik anak anak sekolah ataupun tidak.  Jadi Home education adalah bagian dari home schooling.

Dalam keluarga inti khususnya Syahmi,  insyaAllah sudah siap.  Berhenti sekolah untuk melaksanakan homescholing.  Homescholing,  sekolah rumah atau sekolah dirumah hehe.  Berhenti sekolah bukan berarti berhenti belajar.  Belajar tidak dibatasi oleh ruang.  Belajar bisa dimana saja dan kapan saja.  Dengan Homescholing kami berharap,  anak anak justru lebih memahami makna dari Belajar.  





Homescholing bukan berarti memindahkan sekolah ke rumah.  Kami akan belajar dan bertumbuh bersama. Belajar bukan lagi hanya tentang apa yang dipelajari,  tetapi untuk apa kita mempelajari nya? Kami akan membuat personalizid curriculum. Kurikulum yang dirancang sesuai kebutuhan masing-masing  anak. Menjaga fitrah belajar nya agar tetap bergelora.  

Bismillah,  semoga dimudahkan semuanya.  Syahmi agak galau nya karena akan berpisah dengan teman-temannya. Saya  bilang nanti kita bisa buat jadwal main ke SAL (Sekolah Alam Lampung)  dan kalau masih diizinkan untuk tetap melanjutkan taekwondo di sana.  Nanti juga bisa bertemu teman-teman baru di komunitas Homeschooling 😄.  Doakan lancar dan nantikan cerita kami tentang Homeschooling disini.  

You May Also Like

2 komentar

  1. Yup..setuju..pendidikan bukanlah menjadikan kita si nomor satu..tapi bagaimana menjadikan kita karakter yang lebih baik.. Dan pendidikan bukan hanya dari sekolah, bahkan yg terutama adalah datang dr rumah.. sukses terus yaa dengan homeschoolingnya..😊

    BalasHapus

INSTAGRAM